Media NU Pakuniran Berita PERSIAPAN HARLAH PAGAR NUSA, PAC PS NU PAKUNIRAN SOWAN KE BUPATI TERPILIH

PERSIAPAN HARLAH PAGAR NUSA, PAC PS NU PAKUNIRAN SOWAN KE BUPATI TERPILIH

MediaNupakuniran , Rabu, 25/12/2024
Menjaga pencak silat sebagai warisan tradisi yang orang-orang terdahulu wariskan merupakan hal yang penting. Apalagi pencak silat telah UNESCO akui sebagai warisan budaya tak benda pada 2019 silam.
Artinya, pencak silat telah diakui oleh dunia dan sudah layak di lestarikan. Hal tersebut mengingat dalam pencak silat terdiri dari berbagai unsur. Seperti tradisi lisan, ritual, seni, pengetahuan, praktik sosial, hingga memuat nilai-nilai kearifan lokal. Pencak silat menjadi salah satu identitas pemersatu bangsa. Di dalamnya memuat nilai-nilai persahabatan, sportivitas, dan sikap saling menghormati.

Pagar Nusa sebagai salah satu perguruan pencak silat terbesar di Indonesia pun turut memegang peran penting. Dalam hal ini pencak silat yang berbasis dari pesantren ini menjadi keunggulan tersendiri. Di mana selain melestarikan tradisi, Pagar Nusa juga membekali para kadernya dengan nilai-nilai luhur ala Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah.
Hadinya Pagar Nusa memang menjadi oase atas keprihatinan ulama ketika melihat tren pencak silat di pesantren mengalami penurunan. Hal itu karena pada saat tersebut, pesantren mulai dihadapkan dengan tantangan zaman sehingga hanya berfokus pada pendidikan formal saja. Padahal dulunya pesantren merupakan basis dari padepokan pencak silat.
Oleh karena hal itu, KH Suharbillah bersama KH Mustofa Bisri dan KH Agus Maksum Jauhari (Gus Maksum) berinisiatif untuk membentuk sebuah wadah pencak silat di bawah naungan NU.
Sebelumnya para ulama beserta pendekar pencak silat berkumpul di Pesantren Tebuireng Jombang pada 27 September 1985 untuk membuat persiapan. Alhasil disahkanlah Tim Persiapan Pendirian Perguruan Pencak Silat milik NU dengan Surat Keputusan Resmi pada 10 Desember 1985 dan berlaku hingga 15 Januari 1986.
Musyawarah kembali berlangsung di Pesantren Lirboyo, Kediri pada 3 Januari 1986 sehingga tercetuslah organisasi PSNU yang sekarang dikenal dengan Pagar Nusa.

Tahun 2025 Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa telah genap berusia 39 tahun. Pagar Nusa menunjukkan peran pentingnya dalam menjaga warisan tradisi pencak silat khas Nusantara. Harlah Pagar Nusa ke-39 tahun ini menjadi momentum yang spesial tentunya.
Tak lepas dari itu PAC PS NU PAGAR NUSA PAKUNIRAN Telah mempersiapkan guna menyambut harlah yang ke -39 di 03 Januari 2025 ini, Kegiatan yang sudah menjadi tradisi dari tahun ketahun ini nampaknya akan dikemas beda oleh PAC PS NU PAKUNIRAN, Dimana rencananya pada tahun 2025 ini akan dikemas dengan kegiatan haul Gus Maksum ,Haul Kh. Abdurrahman Wahit serta Hari jadi kota kraksaan.

Ketua PAC PS NU PAGAR NUSA PAKUNIRAN Abd. bari beserta pengurus yang lain telah berkoordinasi dengan berbagai pihak salah satunya dengan Bupati Probolinggo Terpilih Dr. Muhammad Haris Damanhuri.
Harapan yang paling utama adalah Suksesnya acara yang telah direncanakan pada tanggal 03 januari 2025 ini dan bupati terpilih bisa hadir , ungkap abdul bari.
Dr Muhammad Haris Damanhuri bupati terpilih sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan yang direncanakan oleh PAC PS NU PAGAR NUSA PAKUNIRAN, Insya allah saya hadir dan meyempatkan waktu karena tanggal tersebut insya allah saya kosong”, kata bupati terpilih disela sela perbincangan saat sowan kerumahnya.

Menjaga pencak silat sebagai warisan tradisi yang orang-orang terdahulu wariskan merupakan hal yang penting. Apalagi pencak silat telah UNESCO akui sebagai warisan budaya pada 2019 silam
Artinya, pencak silat telah diakui oleh dunia dan sudah layak di lestarikan. Hal tersebut mengingat dalam pencak silat terdiri dari berbagai unsur. Seperti tradisi lisan, ritual, seni, pengetahuan, praktik sosial, hingga memuat nilai-nilai kearifan lokal. Pencak silat menjadi salah satu identitas pemersatu bangsa. Di dalamnya memuat nilai-nilai persahabatan, sportivitas, dan sikap saling menghormati.

Pagar Nusa sebagai salah satu perguruan pencak silat terbesar di Indonesia pun turut memegang peran penting. Dalam hal ini pencak silat yang berbasis dari pesantren ini menjadi keunggulan tersendiri. Di mana selain melestarikan tradisi, Pagar Nusa juga membekali para kadernya dengan nilai-nilai luhur ala Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah.

Sebagai bagian dari Badan otonom (Banom) NU, Pagar Nusa juga memiliki struktur kepengurusan dari yang tertinggi di tingkat pusat hingga paling bawah pada tingkat ranting.

Sejak awal berdiri hingga sekarang, Pagar Nusa telah memiliki lima ketua umum. Antara lain: KH Agus Maksum Jauhari (1986-2003), KH Suharbillah (2003-2007), KH Fuad Anwar (2007-2012), KH Aizuddin Abdurrahman (2012-2017), dan Gus Nabil Haroen (2017-sekarang).

Sistem yang terstruktur ini akan menjadi basis yang kuat dalam menjaga warisan pencak silat dalam naungan NU. Dengan demikian, Pagar Nusa dapat menjadi penghubung antara generasi muda dengan identitas budaya mereka beserta nilai-nilai luhur khas Nusantara.

(AF)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post

PD-PKPNU Angkatan XXXIII di MWCNU Maron Resmi Dibuka, Ketua PCNU Sampaikan Hal IniPD-PKPNU Angkatan XXXIII di MWCNU Maron Resmi Dibuka, Ketua PCNU Sampaikan Hal Ini

MARON, 𝙈𝙚𝙙𝙞𝙖𝙣𝙪𝙥𝙖𝙠𝙪𝙣𝙞𝙧𝙖𝙣.𝙘𝙤𝙢 Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah membuka kembali pengajuan pelaksanaan kaderisasi Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak NU (PD-PKPNU) Berbasis Siskader. Hal ini tertuang dalam pemberitahuan Pengurus Besar Nahdlatul