![]()

Tiris, 09 Desember 2025, Fauzia Seorang Penggiat pendidikan melihat tahun 2025 sebagai titik di mana digitalisasi bukan lagi wacana, melainkan telah menjadi fondasi penting dalam sistem pembelajaran.
- Pembelajaran Adaptif dan Personal: Pemanfaatan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan big data memungkinkan sistem pendidikan untuk menyediakan pembelajaran yang lebih adaptif dan sesuai dengan kecepatan serta kebutuhan individual siswa, suatu hal yang sebelumnya sulit diwujudkan.
- Akses dan Pemerataan Digital: Peningkatan infrastruktur digital (termasuk program untuk sekolah di daerah 3T) dan pengembangan platform belajar daring yang gratis dan berkualitas (seperti Digital Learning Hub) diapresiasi karena berpotensi besar untuk mempersempit kesenjangan akses terhadap materi pendidikan bermutu antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
- Efisiensi Administrasi: Sistem berbasis data yang terintegrasi mempermudah pengelolaan sekolah dan mengurangi beban administrasi guru, memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada kualitas interaksi di kelas.
Fokus pada Karakter dan Kompetensi Masa Depan
Kurikulum dan kebijakan baru di tahun 2025 dinilai semakin berorientasi pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan global.
- Penguatan Pendidikan Karakter: Penguatan materi etika, moral, dan nilai-nilai Pancasila yang terintegrasi dalam kurikulum serta kegiatan ekstrakurikuler dinilai penting untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki integritas dan kepedulian sosial yang kuat.
- Relevansi Vokasi dan Keterampilan: Penekanan pada pendidikan keterampilan dan vokasi melalui penguatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan program magang, dipandang sebagai langkah strategis untuk memastikan lulusan siap kerja dan mampu beradaptasi dengan tuntutan industri.
- Pencetakan Talenta Unggul: Program-program khusus seperti Sekolah Unggulan Garuda diapresiasi karena menjadi wadah untuk mengasah bakat siswa ber-IQ tinggi, mempersiapkan mereka untuk bersaing di tingkat internasional dalam bidang Sains dan Teknologi.
Ekosistem Pendidikan yang Kolaboratif
Terdapat optimisme bahwa beban perbaikan mutu pendidikan tidak lagi hanya dipikul oleh guru dan sekolah, melainkan menjadi tanggung jawab bersama (partisipasi semesta).
- Peningkatan Kualitas Guru: Komitmen pemerintah terhadap peningkatan kompetensi guru melalui program pelatihan profesional, sertifikasi, dan insentif yang lebih baik dipandang sebagai investasi kunci untuk memastikan implementasi kurikulum berjalan efektif.
- Kolaborasi Multipihak: Semangat kerja sama antara sekolah, orang tua, masyarakat, dunia usaha, dan perguruan tinggi semakin ditekankan. Sekolah Rakyat yang dirancang sebagai laboratorium pengembangan pendidikan yang melibatkan dosen dan mahasiswa adalah salah satu contoh nyata kolaborasi ini.
- Mekanisme Evaluasi Berbasis Data: Adanya komitmen untuk keberlanjutan mekanisme evaluasi melalui Rapor Pendidikan diapresiasi karena memberikan data yang akuntabel dan real-time kepada pemangku kepentingan untuk perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement).
Secara keseluruhan, optimisme para penggiat pendidikan di tahun 2025 terletak pada konsistensi implementasi kebijakan yang berorientasi pada mutu, pemerataan akses, dan kesiapan adaptif terhadap era digital dan kebutuhan Generasi Emas 2045.
Red.








