Media NU Pakuniran Berita NGOPI BARENG PERSIAPAN HSN 2023MWC NU PAKUNIRAN SEMANGAT RESOLUSI JIHAT KH. HASIM ASYARI

NGOPI BARENG PERSIAPAN HSN 2023MWC NU PAKUNIRAN SEMANGAT RESOLUSI JIHAT KH. HASIM ASYARI

Pakuniran,29 September 2023, Masih Bertempat dikantor mwc nu pakuniran Ngopi bareng ketiga kali dilakukan Oleh Panitia HSN 2023 MWC NU PAKUNIRAN. Hal tersebut dilakukan guna mempererat Koordinasi antar panitia.Tidak main- main peringatan HSN Tahun 2023 ini direncanakan dengan matang agar lebih meriah dan spektakuler dari tahun sebelumnya.

Ahmad Sutikno Selaku Ketua Panitia HSN 2023 Menyampaikan dalam pertemuan Ngopi bareng Ketiga bahwa Persiapan HSN 2023 Sudah mantap.”Untuk mengawali kegiatan HSN 2023 Minggu tanggal 8 Oktober 2023 dengan Khitanan Massal yang akan dilakukan dikantor MWC NU PAKUNIRAN dengan jumlah peserta Khitanan Massal sekitar 50 anak dari 17 ranting NU dikecamatan pakuniran”, pungkasnya.

Berbeda dengan sebelumnya Ngopi bareng Kali ini dihadiri oleh ketua Tanfidziyah MWC NU PAKUNIRAN Qosimur ridho untuk memberikan motivasi dan semangat kepada segenap Panitia HSN 2023 disela – sela kesibukannya.

Ngopi bareng kali ini lebih ditekankan kepada persiapan kegiatan Khitanan Massal yang menjadi kegiatan awal dalam rangka Meperingati Hari Santri Nasional 2023. Selanjutnya dibahas juga kegiatan Pawai Obor dan parade Hadrah beraholawat yang akan dilaksanakan pada hari sabtu malam minggu tanggal 21 Oktober 2023 Dengan harapan Obor yang dipake dalam kegiatan tersebut adalah obor dari bambu bukan obor elektrik. Dilanjut dengan pembahasan kegiatan inti Upacara hari santri Nasional dengan pernak pernik acara yang akan ditampilkan Pada tanggal 22 Oktober 2023.

Tanggal 22 Oktober diperingati sebagai hari santri. Peringatan ini menjadi hal yang penting karena tujuannya untuk mengingatkan masyarakat tentang resolusi jihad KH Hasyim Asyari.
Peringatan ini mengisahkan Hasyim Asyari yang kala itu menjabat sebagai Rais Akbar PBNU memutuskan melakukan resolusi jihad melawan pasukan kolonial di Surabaya, Jawa Timur. Keputusan itu ditetapkan setelah mendengar tentara Belanda yang berupaya kembali menguasai Indonesia dengan membonceng sekutu. Para santri meminta kepada pemerintah supaya menentukan sikap dan tindakan agar tidak membahayakan kemerdekaan serta agama. Pasalnya, perbuatan Belanda dan Jepang kepada Indonesia dianggap sebagai perilaku zalim bagi NU. Sejak menyerukan resolusi jihad tersebut, para santri dan rakyat melakukan perlawanan sengit dalam pertempuran di Surabaya. Pimpinan sekutu Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby tewas dalam pertempuran.
Hari Santri Nasional akhirnya dituangkang ke dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang ditandatangani di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dengan begitu, masyarakat dapat kembali mengingat perjuangan dan meneladankan semangat jihad para santri yang digelorakan oleh para ulama.
-.Angga fajar.-

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post